Minggu, 08 November 2015

MENGENAL KIMIA LEBIH DEKAT


MENGENAL KIMIA LEBIH DEKAT

Dalam keseharian kita, tak lepas dari yang namanya Kimia. Sebagian besar masyarakat berpikiran negatif dengan Kimia. Apakah kimia itu menakutkan sih? Ada ibu-ibu yang bilang kepada anaknya, “Jangan minum es krim, kebanyakan bahan Kimia.” Lho, bahan Kimia? Berbahaya kah? Sekedar meluruskan, memang benar es krim itu berbahan kimia, nah yang membedakan adalah bahan kimia itu yang dipakai berbahaya atau tidak? Gula itu juga bahan kimia lho, garam juga bahan kimia. Mungkin maksud ibu itu adalah obat kimia yang berbahaya yang rasanya manis. Nah, itu sedikit saja contoh dari adanya Kimia di lingkungan. Sebenarnya, Kimia itu apa sih? Tahu tidak? Okey, disini saya akan menjelaskan mengenai kimia itu.
Kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari komposisi, struktur, sifat dan reaksi berbagai zat – zat. Kimia mencakup materi tentang berbagai substansi yang berpengaruh dalam dalam kehidupan alam sekitar, mulai dari air yang sederhana hingga molekul – molekul kompleks yang berpengaruh terhadap genetik makhluk hidup. Hasil pembelajaran ini adalah pengembangan teori yang bertujuan untuk menjelaskan sifat – sifat zat baik secara umum maupun secara lebih spesifik. Contohnya teori atom dan teori kinetik. Bagian kedua dari kimia yang tidak bisa dipisahkan adalah pembelajaran tentang sintesis atau pembentukan substansi/zat baru dan identifikasi sifat – sifatnya. Contoh yang termasuk di dalamya adalah pembuatan obat – obatan, seperti aspirin, dan bahan – bahan bermanfaat lainnya seperti nilon dan keramik superkonduktor. Sedangkan bagian ketiga dari kimia terletak pada kegiatan analisis kimiawinya. Misalnya penentuan komposisi suatu sampel mineral, analisis kualtas air minum, dan identifikasi peningkatan penggunaan obat–obatan secara ilegal.

Sejarah Kimia
Kimia telah mengalami perjalanan panjang selama ribuan tahun untuk memperkenalkan ilmunya kepada dunia seperti sekarang ini. Pada 3500 S.M., bangsa mesir awal telah menguasai teknik memproduksi minuman anggur dan telah menemukan beberapa logam seperti tembaga dan stanum yang diperoleh dengan membakar biji logam dalam api menggunakan koral.
Sekitar 1500 S.M., Hittites menemukan bahwa jika besi dan koral dipanaskan maka akan terbentuk besi yang jauh lebih keras dari sebelumnya. Bahan yang saat ini disebut sebagai baja ini, telah digunakan dalam produksi serangkaian peralatan dan senjata. Para filsuf yunani, termasuk Democritus dan Aristotle, adalah orang pertama yang berhasil memahami bahan – bahan alam. Sesungguhnya, Democritus lah yang mengutarakan keberadaan atom. Dia percaya bahwa alam semesta terdiri atas satu jenis atom yang ukuran dan betuknya bervariasi. Pada sekitar 350 S.M., Aristotle menyangkal pemikiran tentang atom tersebut. Dia beranggapan bahwa zat terbentuk dari empat elemen-bumi, air, udara dan tanah dengan perbandingan yang berbeda – beda. Pendapat mengenai zat ini mendominasi pemikir – pemikir dunia barat selama 200 tahun sampai terjadi perkembangan dalam ilmu kimia modern.
Pada masa 500 – 1600 Masehi, perhatian beralih dari zat/bahan alam mengarah ke hal yang lebih praktik. Kimia yang pada masa itu lebih dikenal sebagai alkimia, mempunyai dua tujuan utama. Tujuan pertama adalah untuk menemukan cara mengubah logam – logam  seperti besi, seng, dan tembaga menjadi emas. Sedang tujuan keduanya adalah untuk menemukan “obat kehidupan” yang dapat memperpanjang usia hidup manusia secara langsung. Para ahli kimia melakukan berbagai percobaan dengan keras tapi kegiatan mereka tidak didasari dengan pengembangan teori keilmuan. Hasilnya, banyak dari kegiatan mereka dilakuan secara rahasia dan hasil penemuan mereka tidak menjadi perbincangan umum yang merupakan karakter ilmu pengetahuan saat ini.
Meski ada keterbatasan pendekatan para alkimia terhadap ilmu mereka, beberapa zat telah berhasil diproduksi pada masa ini, termasuk alkohol, arsen, seng, serta asam klorida, asam sulfat dan asam nitrat.

Ruang Lingkup Kimia
Kimia dan fisika terkadang diartikan sebagai ilmu pengetahuan fisik. Kedua disiplin ilmu ini berpusat pada sifat dan sifat dasar zat. Kimia juga merupakan dasar bagi ilmu biologi dan biologi manusia. Kaitan ini tetap bertahan secara terpisah karena kehidupan organisme dibentuk oleh zat – zat kimia dan juga karena kehidupan itu sendiri merupakan sistem proses kimia yang saling terhubung dan sangat lengkap. Kimia dan geologi juga memiliki keterkaitan yang dekat.
Kimia juga telah menemukan berbagai aplikasi dalam beberapa disiplin ilmu lainnya. Seperti pada ilmu pertanian, teknik mesin, farmasi, pengobatan, ilmu astronomi, ilmu kelautan, dan ilmu lingkungan. Tumpang tindih kimia dengan ilmu – ilmu lainnya telah mengarah kepada perkembangan ilmu – ilmu baru yang telah menjadi disiplin dalam lingkungan mereka sendiri. Contoh disiplin ilmu yang baru – baru ini muncul adalah biokimia, geokimia, astrokimia, dan kimia mesin. Oleh karena aplikasinya dalam berbagai ilmu, kimia sering disebut sebagai “Ilmu pengetahuan pusat”.

Kimia Murni dan Terapan
Kimia seringkali dikelompokkan secara artifisial menjadi kimia “murni” dan “terapan”. Meskipun perbedaan ini agak sedikit sewenang-wenang, hal itu memberikan penjelaskan dua segi penting dalam ilmu kimia. Kimia “murni” dapat diartikan sebagai pencarian dari pengetahuan kimia untuk kepentingan sendiri. Sedang Kimia “terapan” lebih terpusat kepada pengembangan produk atau proses yang dapat digunakan untuk meningkatkan standar kehidupan manusia.
Perkembangan teori atom merupakan salah satu contoh kimia murni. Perkembangan ini merupakan hasil dari penelitian yang bertujuan pada penemuan pengetahuan ilmiah untuk hakekat kepentingannya. Contoh kimia terapan adalah perkembangan zat penyubur tanaman dan pestisida, yang telah mengakibatkan revolusi di dunia industri pertanian.
Harus ditegaskan bahwa aspek “murni” dan “terapan” dalam kimia saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Keduanya terpusat pada pengembangan pemahaman kita tentang alam sekitar. Penelitian suatu sifat terapan sering mengarah pada peningkatan pengetahuan kimia. Dan penelitian tentang sifat murni juga dapat disamakan mengarah pada terapan – terapan baru dan penting lainnya.
Saat ini kimia mengembangkan kedua cakupan ini, murni dann terapan. Institusi Tertiary, CSIRO (Organisasi Penelitian Industri dan Persemakmuran Ilmiah), berbagai pemerintahan instrumental dan beberapa induustri memanfaatkan kimia untuk berperan dalam rangkaian kerja yang luas. Luasnya cakupan dan pentingnya kimia industri dapat diukur dengan berdasarkan jangkauan produk dihasilkan oleh industri. Termasuk di dalamnya zat penyubur tanaman, pestisida, pengawet makanan, petroleum, logam, kertas, cat, kosmetik, karet, plastik, farmasi, tekstil, dan lain – lain.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar